5 Negara Dengan Pendukung Sepakbola Paling Rasis Di Dunia
5 Negara Dengan Pendukung Sepakbola Paling Rasis Di Dunia
Sepak bola memang olahraga digemari hampir seluruh warga dunia. Meski
menggembirakan dan membawa keceriaan tersendiri ada penggemar-penggemar
bola rasis tingkat tinggi. Ini satu kecacatan olahraga itu.
Inilah 5 Negara Dengan Pendukung Sepakbola Paling Rasis Di Dunia seperti yang dilansir oleh therichest.com.
1.Rusia
Rusia memiliki catatan
buruk soal penggemar rasis sepak bola. Pemikiran warga pecinta bola di
sana benar-benar mundur dan tak dapat dipercaya. Contoh nyata, pada 2008
selama pertandingan Liga Eropa 2008 antara tim asal Rusia Zenit St
Petersburg dan tim asal Prancis Olympique Marseille, penggemar asal Ibu
Kota Moskow mengejek tim Ibu Kota Paris.
Mereka mengejek pemain
kulit hitam asal tim Marseille dan melemparkan kulit pisang serta
bergaya ala monyet. Pada 2013 mereka juga menghina pe sepak bola Peter
Odemwingie kelahiran Nigeria awalnya memperkuat tim Rusia Lokomotiv
Moscow lalu ditransfer ke tim West Brom, Inggris.
2. Italia
Italia salah satu negara
biang bola dan menjadi tuan rumah bagi beberapa tim besar dunia seperti
AC Milan, Inter Milan, Juventus, dan lain-lain. Namun di luar itu
negara ini punya penggemar sepak bola paling rasis bahkan Liga Serie A
juga salah satu liga paling korup dan rasis.
Korban kerasisan
penggemar sepak bola yakni Mario Balotelli. Salah satu striker muda dan
bersinar berdarah Ghana ini terus menerus diejek dan dicemooh oleh
penyuka olahraga ini. Selain itu ada pula Kevin Price Boateng asal Ghana
yang bermain untuk AC Milan. Selama pertandingan Milan melawan tim Pro
Patria Price diejek dan dilecehkan saat membawa bola. Akhirnya kesal,
dia menendang bola ke arah penonton dan seluruh anggota tim berjalan ke
luar lapangan demi solidaritas pada Price.
3. Inggris
Liga Inggris tak
diragukan menjadi liga terkuat dan paling bergengsi di jagad sepak bola.
Pemain di sana juga beragam bangsa. Namun bukan berarti mereka bebas
dari persoalan rasisme bahkan sesama pe sepak bola.
Persoalan Patrice Evra
dari klub Manchester United misalnya. Dia mengaku sepanjang pertandingan
melawan klub Liverpool dirinya terus diejek oleh Luis Suarez, bintang
lapangan hijau yang mendapat julukan penghisap darah lantaran keseringan
menggigit pemain lawan.
Begitu juga saat striker klub Newcastle United Ahmad Hosam Mido asal Mesir sering dipanggil teroris oleh penggemar Westham, hingga pelatih klub Chelsea asal Israel Avram Grant pun diejek bangsa banci oleh penggemar Chelsea sendiri.
Begitu juga saat striker klub Newcastle United Ahmad Hosam Mido asal Mesir sering dipanggil teroris oleh penggemar Westham, hingga pelatih klub Chelsea asal Israel Avram Grant pun diejek bangsa banci oleh penggemar Chelsea sendiri.
4. Spanyol
Spanyol juga menjadi
negara yang penggemar sepak bolanya rasis. Bahkan pada pra Piala Dunia
tahun ini ada insiden rasisme sangat mencoreng muka Liga Spanyol. Pemain
berdarah Brasil Dani Alves bergabung di klub Barcelona dilempar pisang
oleh penonton. Ini dilakukan lantaran dia berkulit gelap.
Alih-alih mengabaikan
buah itu, Alves malah memungut pisang tersebut dan memakannya. Sikapnya
ini langsung mengundang empati warga dunia dan mereka menyebut Alves
melakukan pukulan pintar serta telak bagi pelaku rasisme.
Sementara pemain asal Senegal Pape Diop yang berlaga untuk klub Levante joget-joget di depan pendukung klub Athletico Madrid yang mengejeknya sepanjang permainan.
Sementara pemain asal Senegal Pape Diop yang berlaga untuk klub Levante joget-joget di depan pendukung klub Athletico Madrid yang mengejeknya sepanjang permainan.
5. Jerman
Jerman memang telah
memukul telak Brasil dalam semi final Piala Dunia tahun ini namun sikap
pendukung mereka jika dibandingkan dengan Negeri Samba sangat jauh.
Pendukung tim panser punya perilaku buruk rasisme yang tak patut
dicontoh.Kelakuan
rasis mereka bahka terjadi di ajang Piala Dunia. Dua pendukung Jerman
berkulit putih menghitamkan wajah mereka saat tim panser melawan Ghana.
Sumber : http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2014/07/negara-dengan-pendukung-sepakbola-paling-rasis-di-dunia.html#ixzz3HTo3WmMU